JAKARTA, GURINDAN.TV — Debat Cawapres bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa di warnai banjir serangan. Muhaimin dianggap meningkat penampilannya dalam debat. Mahfud menguasai tema dengan menghubungkannya ke topik hukum. Gibran dinilai menggunakan gimik-gimik yang tak perlu.
Melalui pesan singkat WhatsApp, Budiman Sudjatmiko kerap mengirimkan tautan kepada Gibran yang berisi materi tema debat keempat Pilpres 2024. Sesekali Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu juga menyelipkan petuah untuk penampilan Gibran selanjutnya. Ia menekankan kepada putra Presiden Jokowi tersebut untuk memahami dan menghafal data di luar kepala.
“Saya usul untuk ke depan-depan yang sabar menghadapi provokasi, dan pesan teman-teman, banyakin senyum, g
Sebagai paslon yang sedari awal mendaku penerus program Jokowi, Budiman menuturkan, Prabowo-Gibran sudah menyiapkan antisipasi. Siap merespons apabila terdapat argumen yang sifatnya menyerang program-program pemerintahan Jokowi selama lima tahun belakangan.
“Apa yang kurang kita perbaiki. Kita ini bukan copy paste-nya Pak Jokowi, kita ini bukan mau jadi penirunya Pak Jokowi. Kita ingin jadi penerusnya, sehingga apa yang sudah baik rencananya tapi belum sempurna pelaksananya, diperbaiki di pelaksanaannya, apa yang belum sempat direncanakan tapi kita anggap perlu tapi belum sempat direncanakan, ya kita buat perencanaan baru,” demikian kata Budiman menyoal rumus debat yang direncanakan sebagai senjata Gibran untuk mengelak.
Budiman juga menambahkan bakal menerima dan mengakui jika ada argumen maupun kritik dari cawapres lain yang dinilai bagus. “Tradisi kami, kalau memang ada kekurangannya dan apa yang disampaikan pihak lain bagus, ya kami akui apresiasinya bagus. Kritiknya bagus, kita tidak akan, apa namanya, denial,” jelas Dewan Pembina Relawan Prabowo Budiman Bersatu (Prabu) tersebut.
Sedangkan jubir Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Md, Achmad Baidowi, mengatakan persiapan Mahfud telah matang. “Dalam persiapan debat, beliau juga menerima masukan briefing diskusi dengan Dewan Pakar, yang diketuai Pak Sandiaga (Uno), terkait tema-tema mengenai ekonomi hijau, lingkungan hidup, masyarakat adat, dan agraria,” kata laki-laki yang akrab dipanggil Awiek tersebut pada Minggu (21/1/2024).
Debat keempat pilpres yang digelar Minggu (21/1/2024) malam tersebut bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. Awiek menambahkan, tema-tema debat kali ini merupakan tema yang familiar bagi Mahfud, sehingga ia meyakini semuanya bakal berjalan lancar.
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar alias Cak Imin terpantau tengah melahap buah ceri seraya menghadap laptop layaknya sedang mempelajari sesuatu dalam akun TikTok @rrrrrrarifa, milik sang putri Rahma Arifa, yang diunggah pada Sabtu (20/1/2024).
Direktur Rumah Politik Kesejahteraan (RPK) Sugeng Bahagijo mengatakan, pada debat cawapres kedua ini, disiapkan tiga naskah untuk Muhaimin. Tujuannya agar Ketua Umum PKB tersebut lebih leluasa memilah naskah mana yang ingin hendak ia pakai pada debat mendatang.
“Lalu dari situ, dia pilih mana yang klop dengan gaya dia. Dia itu punya gaya sendiri, dia kadang mengikuti advice, kadang tidak. Dia itu kalau pemain sepakbola itu gini, mengikuti textbook 50 persen, sisanya dia improvisasi sendiri,” tutur Sugeng kepada Kamis (18/1/2024).
Debat sebelumnya, Sugeng membeberkan memang hanya disiapkan satu naskah untuk Muhaimin, yang disinyalir membuatnya terlihat terlalu kaku dan tak memiliki pilihan gaya penyampaian.
RPK merupakan think tank yang membantu tim substansi pasangan capres-cawapres AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar). Selain menyetor tiga naskah yang disesuaikan dengan gaya Muhaimin, Sugeng menyarankan kepada Tim Nasional supaya tidak lagi menggunakan kata slepet pada debat berikutnya. Sebab, tidak semua masyarakat Indonesia memahami makna yang sangat dekat dengan dunia pesantren tersebut.
Di sisi lain, Sugeng sempat menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat gempuran. Terutama terkait dengan abainya lembaga pemerintahan dalam tata kelola di berbagai bidang yang terkait dengan tema debat. Menurutnya, pada debat kedua ini, Muhaimin tak ingin lagi terlalu menahan diri menggaungkan perubahan, yang merujuk pelibatan rakyat sebagai solusi permasalahan pembiaran di ranah pengambilan keputusan.
“Mungkin beliau sekarang akan lebih jadi dirinya sendiri, bisa lebih terbuka, nggak menahan diri,” ungkap Sugeng berdasarkan pengamatannya kepada laku Cak Imin di media sebelum debat.
Muhaimin Tampil Memukau, Gibran Dianggap Songong
Penyesuaian gaya tersebut nyatanya mendulang kepercayaan diri dalam panggung debat. Pakar mikro-ekspresi Monica Kumalasari menilai penampilan Muhaimin meningkat dibanding pada debat sebelumnya ihwal pengelolaan emosi yang cukup baik dan tampak konsisten.
“Artinya, tidak mudah terpancing dengan serangan-serangan yang disampaikan oleh lawan debatnya,” terang Monica.
Dalam salah satu momen, Muhaimin menanggapi sindiran Gibran terkait membaca catatan saat menjawab pertanyaan dari panelis debat. Tak ragu ia lantas membalas dengan selentingan putusan Mahkamah Konstitusi yang meloloskan Gibran dalam syarat batas usia sebagai cawapres. Putusan MK tersebut kontroversial karena paman Girbran, Anwar Usman, saat itu dilucuti dari jabatannya sebagai Ketua MK dan dinyatakan melanggar etik berat.
“Terima kasih, saya catat sedikit. Yang penting ini bukan catatan Mahkamah Konstitusi,” ucap Muhaimin.
Meski demikian, Monica masih mendapati Muhaimin tampak gugup. Ini ditunjukkan dengan blinking rate yang meningkat, juga jeda dalam menjawab.
Adapun Mahfud Md, Monica mengamati kepercayaan diri yang terlihat tinggi. Menurut Monica, sedari semula Mahfud cukup stabil menampilkan mikro-ekspresi yang disebut contempt. “Contempt adalah menganggap para cawapres yang lain, terutama terlihat pada saat Gibran menyampaikan statement-nya, jadi ini menganggap bahwa orang lain itu ide-idenya atau pandangan-pandangannya lebih inferior,” jelasnya.
Sedangkan untuk Gibran, Monica menilai terjadi perubahan penampilan dibandingkan pada debat pertama, yang mulanya cukup santun kini banyak menampilkan serangan-serangan. “Jadi unsur emosinya ini menyerang, ada kemarahan. Ini terlihat dari mikro, makro, voice, maupun body language-nya,” ujar kata pakar bahasa tubuh yang mendapat lisensi dari Paul Ekman International Plc tersebut.
Hal itu terlihat jelas ketika Gibran menampilkan gerakan menyerupai pantomim saat menanggapi jawaban Mahfud atas pertanyaannya. “Sehingga wajar saja jika masyarakat menilai penampilan Gibran kali ini lebih songong, begitu ya,” simpul Monica.
Dosen ilmu komunikasi politik dari Telkom University, Adi Bayu Mahadian, menganggap gestur-gestur yang ditampilkan Gibran saat debat cenderung bersifat melecehkan dan tak perlu dilakukan saat debat berlangsung.
“Jadi situasi ejekan lewat gestur yang dilakukan oleh Mas Gibran tentu itu bermasalah secara etik dari perspektif budaya Indonesia. Dan saya kira itu tidak perlu dan tidak baik untuk pendidikan demokrasi Indonesia ya,” kata Adi.
Ibarat balapan, Adi Bayu menempatkan Mahfud dan Muhaimin di posisi yang hampir seri dan beda tipis. Alasannya, Muhaimin menyuguhkan performa yang lebih baik ketimbang sebelumnya, meski kalimat-kalimatnya masih cenderung normatif. “(Kemudian) Pak Mahfud, saya kira seperti biasa beliau memiliki pengetahuan yang memadai untuk memperdebatkan isu hari ini, tema hari ini, dari perspektif hukum,” jelasnya.
Sedangkan Gibran, menurutnya, terjerembap pada gimik-gimik yang tidak perlu sehingga membuatnya jauh tertinggal di belakang.
Alhasil, sejalan dengan Adi Bayu, menurut analisis sentimen di X (Twitter) pada 21 Januari 2024 pukul 19.00-22.00 WIB yang dideteksi Drone Emprit, Gibran mendapatkan sentimen negatif tertinggi, yaitu 60 persen. Sedangkan kedua rivalnya terpaut jauh darinya, mendapatkan sentimen negatif di bawah 12 persen.
Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi menyebut kemampuan debat Muhaimin kali ini memukau dan lebih menonjol dari peserta lainnya. “Muhaimin menunjukkan kematangan dan kebijaksanaan dalam debat, menghindari jebakan dan menggunakan humor yang tepat,” tulisnya.
Berbeda dengan Mahfud dan Gibran, yang menggunakan istilah anak muda yang sedang populer sebagai gimik pada pidato penutup seperti ‘yang benar aja’, ‘rugi dong’, serta ‘tantangan zaman now’, ‘membutuhkan solusi zaman now’, Muhaimin justru menutup debat dengan melontarkan ajakan yang mengutip perkataan Paus Fransiskus.
“Bahkan Paus Fransiskus juga mengingatkan kepada kita semua, posisi yang agak rawan masa depan kita, kita harus melakukan tobat ekologis. Tobat itu dimulai dari etika, sekali lagi, etika. Etika lingkungan dan etika pembangunan. Jangan ugal-ugalan, jangan ngangkangi aturan, jangan sembrono, ojo sekarepe dewe,” tandas Muhaimin. (dtc.com/red )
No comment