JAKARTA, GURINDAM.TV — Universitas Kristen Indonesia (UKI) menegaskan pentingnya ilmu bela negara sebagai mata kuliah wajib di setiap kampus. Penegasan ini disampaikan dalam acara Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) dan Retret Fakultas Hukum (FH) UKI di Jakarta. Langkah ini diambil untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini kepada mahasiswa.
Wakil Dekan Fakultas Hukum UKI, Tomson Situmeang, menyoroti fenomena terkikisnya rasa cinta Tanah Air pada generasi muda. Ia mengamati bahwa gaya hidup Gen Z yang terpapar media sosial rentan terhadap aksi anarkistis. Kondisi ini menjadi sinyal negatif bagi para pemangku kepentingan di Indonesia.
Tomson menekankan bahwa demonstrasi memiliki aturan main yang jelas dan tidak bisa dilakukan semaunya. Penyampaian aspirasi kritis harus dilakukan secara santun dan beradab. Oleh karena itu, penanaman spirit bela negara menjadi krusial untuk membentuk moral dan etika yang baik pada mahasiswa.
Pentingnya Bela Negara di Era Digital
Tomson Situmeang menjelaskan bahwa bela negara tidak hanya relevan selama masa perkuliahan. Spirit ini juga sangat penting untuk dimiliki setelah mahasiswa lulus dan terjun ke masyarakat. Mahasiswa dan alumni yang memiliki semangat bela negara akan menunjukkan moral serta etika yang baik dalam setiap tindakan mereka.
Ia menambahkan bahwa gaya hidup generasi Z saat ini sangat dipengaruhi oleh media sosial. Paparan informasi yang masif dapat menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan jika tidak diimbangi dengan pemahaman yang kuat. Hal ini terlihat dari beberapa aksi demo yang cenderung menjurus pada tindakan anarkistis.
“Gaya hidup Gen Z saat ini sudah terpapar dengan media sosial. Hal tersebut kentara dari sejumlah aksi demo yang terjadi belakangan ini, di mana menjurus pada aksi anarkistis,” ungkap Tomson.
Padahal, demonstrasi sebagai bentuk penyampaian aspirasi memiliki koridor hukum dan etika yang harus ditaati. Sikap kritis harus diungkapkan secara santun dan konstruktif, bukan dengan cara-cara yang merugikan. Oleh karena itu, penguatan bela negara menjadi benteng moral bagi generasi muda.
Bela Negara sebagai Fondasi Kepemimpinan Mahasiswa
Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk membela negara, termasuk para mahasiswa. LKMM-TD dinilai sebagai kegiatan wajib yang perlu diberikan di seluruh perguruan tinggi. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab mahasiswa dalam membela negaranya.
UKI secara khusus menaruh perhatian besar terhadap pendidikan bela negara, di samping pengajaran nilai-nilai kekristenan. Melalui pendidikan ini, diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai tersebut dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Hal ini penting untuk mempersiapkan mereka sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan.
“Kami berharap melalui pendidikan bela negara ini, para mahasiswa dapat mengimplementasikan dalam sikap dan perilaku sehingga ke depan mereka yang akan menjadi pemimpin,” tutur Tomson.
Ketua Panitia LKMM-TD dan Retret FH UKI, Grace Natalia Bornok Siahaan, menambahkan bahwa kegiatan ini membekali mahasiswa dengan keterampilan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki mental yang kuat, iman yang teguh, dan jiwa Pancasila. Penanaman nilai-nilai ini merupakan bagian integral dari bela negara.
Grace menilai bahwa konsep bela negara sangat selaras dengan nilai-nilai yang dianut UKI. UKI bertekad melahirkan calon pemimpin yang rendah hati, cinta Tanah Air, profesional, dan bertanggung jawab. Kontribusi nyata kepada negara menjadi tujuan utama dari pendidikan yang diberikan.
Memperkuat Nilai Kebangsaan dan Iman Kristiani
Dalam LKMM-TD, fokus utama adalah menumbuhkan cinta Tanah Air agar mahasiswa dapat berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Pendidikan bela negara di UKI tidak hanya sebatas teori. Namun juga bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa agar memiliki kerinduan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat.
Grace Siahaan menjelaskan bahwa bela negara memperkuat nilai-nilai iman Kristiani dan Pancasila yang menjadi landasan UKI. Integrasi nilai-nilai ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis. Tetapi juga memiliki keterampilan, komunikasi, dan kepemimpinan yang mumpuni.
“Jadi dikaitkan dengan UKI, bela negara memperkuat nilai-nilai iman Kristiani dan Pancasila,” ujarnya.
Harapannya, melalui kegiatan seperti LKMM-TD, mahasiswa Fakultas Hukum UKI dapat menjadi agen perubahan. Mereka diharapkan mampu menyelesaikan masalah secara bersama-sama dengan semangat kebersamaan dan kerja tim. Ini sejalan dengan visi UKI untuk menciptakan pemimpin yang bertanggung jawab dan berintegritas.(Antara/Red )


No comment