NATUNA, GURINDAM.TV — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan terkait dengan kondisi Wilayah Kerja (WK) Natuna D-Alpha yang merupakan bagian dari Blok East Natuna. WK tersebut telah mengalami proses lelang ulang, namun sepi peminat.
Pemerintah sendiri membuka lelang Blok Natuna D-Alpha saat pembukaan Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition ke-47 pada bulan Juli 2023 lalu. Lapangan ini memiliki luas 10.291,03 km2, dengan potensi sumber daya gas diproyeksikan 2,5 kali Blok Masela.
Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional Ditjen Migas Ma’ruf Affandi mengatakan, lelang Natuna D-Alpha telah ditutup pada 22 Desember 2023 lalu. Hasilnya, terdapat satu pihak yang menunjukkan minatnya. Namun pada akhirnya, pihak tersebut tidak jadi ikut lelang.
“Ada peminat yang cukup tertarik. Mereka info ke kami untuk hold dulu. Karena ada satu dan lain hal yang ingin dievaluasi sama mereka, sehingga mereka nggak masukkan dokumen partisipasi,” kata Ma’ruf, di Kantor Ditjen Migas, Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2024).
Kendati demikian, lanjut Ma’ruf, pihaknya masih terus menjalin komunikasi intensif dengan pihak terkait. Dengan demikian, apabila nantinya pihak tersebut tertarik untuk masuk ke blok tersebut, akan ditawarkan skema studi bersama atau joint study.
Ma’ruf mengatakan, salah satu penyebab dari sulitnya mencari pihak yang berminat mengelola blok ini ialah karena kandungan karbondioksida (CO2) di sana yang terbilang sangat tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan investasi yang sangat besar untuk mengambil cadangan gas di sana.
“Tantangannya, CO2 yang sampai 70% sehingga itu jadi tantangan yang sangat butuh investasi yang sangat besar,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga belum dapat memastikan apakah penawaran lelang blok ini ke depan akan dilakukan secara informal, atau masuk ke dalam rencana lelang 10 WK migas di 2024. Namun ia memastikan, pihaknya akan kembali menawarkan lelang untuk Natuna D-Alpha.
“Awal tahun ini masih tentatif. Kalau ada yang minat joint study, mereka secara internal akan studi bersama. Kalau Januari sampai Maret nggak ada (yang minat), kita reformulasi kembali secara terukur mana yang kita pilih untuk tahap pertama ini. Kalau Natuna kita bisa relaunching kembali,” jelasnya.
Ma’ruf juga berharap, pada gelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition yang akan dilangsungkan pada bulan Mei 2024 mendatang, kesempatan untuk menggaet pengelola Natuna D-Alpha akan semakin terbuka lebar.
Sebagai tambahan informasi, Blok Natuna D-Alpha merupakan WK raksasa, di mana sumber daya gasnya diproyeksikan mencapai 46 TCF (trillion cubic feet) atau 2,5 kali lebih besar dari Blok Masela di Maluku.
Potensi gas di Blok Natuna D-Alpha telah ditemukan sejak tahun 1973 silam dengan potensi hidrokarbon yang sangat tinggi dan estimasi sumberdaya hidrokarbon mencapai lebih dari 200 TCF.
Selain kandungan CO2 yang tinggi, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji pernah mengungkapkan, tantangan lainnya dalam pengelolaan WK ini ialah lokasinya yang berada di perbatasan Indonesia sehingga berisiko memiliki permasalahan yang bersifat politis.
“Itu sangat politis soalnya,” kata Tutuka di Kompleks DPR Jakarta, Rabu (14/6/2023).
“Karena itu di perbatasan itu dan dulu bekasnya perusahaan Amerika, dulu kan Exxon, juga kalau begitu yang masuk Rusia, China, Amerika balik lagi nggak?” sambungnya. (Dtc/Red )
No comment