Israel Melakukan Serangan ke Gedung Kantor Pusat Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus


JAKARTA, GURINDAM.TV — Militer Israel melakukan serangan ke gedung kantor pusat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Suriah di Damaskus pada Rabu, 16 Juli 2025. Serangan juga diarahkan ke area sekitar Istana Presiden Suriah.

Video detik-detik merekam hancurnya gedung Kemenhan Suriah akibat serangan Israel dibagikan melalui cuitan di akun X @Rd_fas1. Rekaman menunjukkan empat ledakan menghantam sisi-sisi gedung dan menyebabkan kepulan asap tebal membumbung di langit.

Tak lama setelah itu, serangan udara lainnya disebut juga jatuh di dekat istana presiden. Melansir dari laman Al Jazeera, dilaporkan setidaknya tiga orang tewas dan 34 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan tersebut, mengutip Kementerian Kesehatan.

Alasan Serangan Israel ke Damaskus

Serangan Israel ke Damaskus itu otomatis membuat eskalasi perang di Timur Tengah kembali meningkat. Setelah melakukan genosida di Gaza, Israel terus melakukan serangan-serangan ke wilayah lain selama dua tahun belakangan ini. Mulai dari Tepi Barat, Lebanon, Iran, hingga Suriah.

Meski dikecam, militer Israel menyebut akan meningkatkan eskalasi serangan kecuali apabila pemerintah Suriah menarik pasukan dari wilayah bagian selatan, menyusul bentrokan berdarah antara Druze dan Bedouin. Serangan Israel itu tak lain untuk melindungi komunitas Druze.

Kelompok Druze memiliki sejarah sendiri dengan Israel. Di masa-masa kepemimpinan Sunni di Yerusalem, komunitas Druze berpihak ke Yahudi dalam perang 1948. Sejak saat itu, tentara Druze bertempur untuk Israel dalam setiap perang Arab-Israel.

Dilansir dari laman Reuters, Israel mengaku tidak akan membiarkan pemerintah Damaskus mengerahkan pasukan ke Suriah selatan dan berjanji untuk melindungi komunitas Druze di wilayah tersebut dari serangan.

Israel Dikecam

Seolah enggan menyaksikan situasi mereda, Israel terus-terusan melakukan serangan ke beberapa negara di Timur Tengah. Suriah telah mengecam intervensi Israel sebagai pelanggaran hukum internasional, begitu pula beberapa negara Arab.

Israel juga telah menyerang wilayah-wilayah lain di Suriah secara berkala sejak penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, digulingkan pada bulan Desember. Serangan dilakukan dengan klaim bahwa Israel menargetkan lokasi-lokasi senjata.

Pemerintah Israel telah mencap pemerintahan Presiden Ahmed al-Sharaa yang masih muda sebagai ekstremis. Padahal, Amerika Serikat telah mencabut status “organisasi teroris asing” (FTO) terhadap Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kelompok yang membentuk pemerintahan baru.

Sebagai informasi, pasukan keamanan Suriah dikerahkan ke wilayah Sweida sejak Senin (14/7) untuk meredakan pertempuran antara kelompok Druze dan kelompok bersenjata Bedouin, namun mereka malah terlibat bentrok dengan milisi Druze.

Pertempuran itu menarik perhatian Israel, yang kemudian melancarkan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah dengan tujuan melindungi komunitas Druze.

Pada Rabu (16/7), Israel memperbarui serangannya di wilayah Sweida, setelah gencatan senjata yang sebelumnya diumumkan Kementerian Pertahanan Damaskus gagal bertahan lama. Pertempuran kembali terjadi antara Druze dan pasukan pemerintah Suriah, seperti dilaporkan Al Arabiya.

Serangan ke Suriah ini dilakukan di tengah upaya Israel membuat ‘kamp konsentrasi’ buat warga Palestina di Gaza yang menjadi sorotan dunia internasional. Apakah serangan ini salah satu upaya Israel buat mengalihkan perhatian dunia? (Med/Red )

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *