JAKARTA, GURINDAM. TV — Situasi timur tengah semakin memanas setelah Israel menyerang Iran, Jumat malam waktu setempat. Ratusan jet tempur Israel dikerahkan untuk menyerang Teheran dan kota lainnya di Iran.
Israel mengklaim, serangan ditargetkan kepada instalasi militer dan nuklir milik Iran. Akibat serangan itu, kerusakan terjadi di Teheran dan sejumlah kota Iran lainnya.
Serangan itu juga membunuh empat jenderal Iran dan enam ilmuwan nuklir Iran. Empat jenderal pemegang komando militer Iran yang tewas itu antara lain; Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami, Panglima Angkatan Udara IRGC Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh dan Komandan Markas Besar Khatam al-Anbia Mayor Jenderal Gholamali Rashid.
Iran pun berjanji akan membalas serangan Israel tersebut. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan menegaskan Israel akan menerima hukuman berat dan keras dari Iran.
( Foto : Ayatullah Ali Khamenei leader.ir )
Tak lama setelah pernyataan Khamenei, Israel menyatakan Iran telah meluncurkan 100 pesawat tak berawak sebagai pembalasan. Pertahanan Udara Israel diklaim berupaya untuk mencegat drone-drone milik Iran itu.
Kondisi di Israel pun sepi. Sesuai arahan yang diucapkan PM Israel Benjamin Netanyahu, warga Israel bersembunyi di tempat-tempat aman.
Namun sekitar pukul 08.00 GMT, media Israel mengatakan perintah kepada warga untuk tetap berada di dekat kawasan yang dilindungi telah dicabut, yang menunjukkan bahwa sebagian besar atau semua pesawat tak berawak telah dinetralisir. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (13/6/2025).
Israel Ketakutan Sama Rudal dan Nuklir Iran
Tak lama setelah pernyataan Khamenei, Israel menyatakan Iran telah meluncurkan 100 pesawat tak berawak sebagai pembalasan. Pertahanan Udara Israel diklaim berupaya untuk mencegat drone-drone milik Iran itu.
Kondisi di Israel pun sepi. Sesuai arahan yang diucapkan PM Israel Benjamin Netanyahu, warga Israel bersembunyi di tempat-tempat aman.
Namun sekitar pukul 08.00 GMT, media Israel mengatakan perintah kepada warga untuk tetap berada di dekat kawasan yang dilindungi telah dicabut, yang menunjukkan bahwa sebagian besar atau semua pesawat tak berawak telah dinetralisir. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (13/6/2025).
Israel Ketakutan Sama Rudal dan Nuklir Iran
( Foto : Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, seorang nasionalis Yahudi, berpendapat bahwa gagasan kebangsaan Palestina ditemukan pada abad yang lalu sebagai respons atas gerakan Zionis )
Dalam pernyataannya yang terbaru, militer Israel (IDF) mengakui serangan terhadap fasilitas nuklir Iran itu hanya pendahuluan. Menurut penilaian para kepala keamanan Israel, program senjata nuklir Iran telah maju ke titik ancaman eksistensial, dari rezim yang secara terbuka berusaha menghancurkan Israel.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Iran telah memiliki cukup uranium yang diperkaya untuk sembilan senjata nuklir. Di sisi lain Iran juga telah memiliki rudal yang dapat menjangkau ke mana saja untuk menargetkan negara zionis.
Dalam penilaian lembaga keamanan Israel, angka ‘sembilan bom’ mungkin merupakan perkiraan yang terlalu rendah, proses pengayaan mungkin bahkan lebih maju daripada yang dilaporkan Badan Energi Atom Internasional, dan proses persenjataan telah menampilkan pengujian lanjutan dalam beberapa hari terakhir.
Menurut Netanyahu, Iran telah mengambil langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya menuju ‘persenjataan’ dan sedang membangun bom. Demikian dikutip dari Times of Israel.
Netanyahu juga menyoroti program rudal balistik Iran yang berkembang pesat dengan rencana produksi ribuan rudal dalam beberapa tahun ke depan. Berdasarkan penilaian lembaga keamanan Israel,.terlepas dari ancaman nuklir, rudal-rudal Iran tersebut akan menjadi bahaya eksistensial yang mampu mengalahkan pertahanan militer Israel.
“Kita tidak bisa meninggalkan ancaman ini untuk generasi berikutnya,” ujar Netanyahu.
“Karena jika kita tidak bertindak sekarang, tidak akan ada generasi berikutnya,” lanjut pria yang jadi buronan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Perang Gaza itu.
Apakah Iran Punya Senjata Nuklir?
(Foto : Was-was Amerika Serikat Melihat Rencana Rusia Menaruh Senjata Nuklir di Luar Angkasa © Pixabay/crocerossina )
Meski memiliki kemampuan nuklir yang semakin maju, Iran hingga kini belum terbukti memiliki senjata nuklir. Hal ini kembali ditegaskan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam laporan pengawasannya terbaru.
Menurut laporan IAEA pada Mei 2025, Iran memang telah memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen, mendekati ambang batas untuk pembuatan senjata nuklir yakni 90 persen, namun belum melanjutkan ke tahap akhir pembuatan senjata (weaponization).
“Iran tidak memiliki bahan fisil tingkat senjata, dan belum terlihat adanya indikasi pengalihan ke program senjata,” ujar Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, dilansir Reuters 28 Mei 2025 lalu.
Ketegangan soal program nuklir Iran mencuat sejak Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada tahun 2018. Sejak saat itu, Iran perlahan mengurangi komitmennya dan meningkatkan aktivitas pengayaan uranium.
Banyak analis memperkirakan bahwa jika Iran memutuskan untuk membangun senjata nuklir, negara itu bisa saja mencapainya dalam waktu yang relatif singkat. Namun demikian, pemerintah Iran secara konsisten menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.
Bahkan, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei pernah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa penggunaan senjata nuklir bertentangan dengan ajaran Islam. Demikian dilansir Al Jazeera, 12 Februari 2021 lalu.
Rudal Hipersonik Iran Bombardir Israel Oktober 2024 lalu
( Foto : Rudal Iran serang Israel )
Iran diketahui memiliki banyak rudal. Salah satunya adalah rudal hipersonik hasil karya sendiri. Rudal tersebut telah terbukti kehebatannya dalam menembus pertahanan udara Israel yang selama ini dimitoskan tak akan bisa tertembus lawan.
Pada 1 Oktober 2024 lalu, Iran menghujani Israel dengan ratusan rudal. Serangan bertajuk ‘Operasi Janji Sejati 2’ itu merupakan balasan atas kebrutalan Israel di Gaza dan Lebanon, dan juga pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Dalam serangan itu, Iran untuk pertama kalinya menggunakan rudal hipersonik Fattah. Dilansir The Cradle, saat itu, Iran menargetkan 3 pangkalan udara militer zionis dengan rudal hipersonik Fattah, radar dan juga markas yang digunakan dalam mengatur serta merencanakan pembunuhan para pemimpin kelompok perlawanan.
(Foto : Rudal Iran )
Tiga pangkalan Udara militer itu antara lain; Nevatim, yang menyimpan jet tempur F-35, Netzarim yang menyimpan jet F-15 yang digunakan dalam pembunuhan Sayyed Hassan Nasrallah, dan pangkalan Tel Nof dekat Tel Aviv.
Serangan ratusan rudal Iran itu terbilang sukses. Bahkan Iran mengklaim 90 persen serangan berhasil mengenai target. Brigadir Jenderal Ebrahim Jabbari, penasihat komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan sekitar 20 jet tempur siluman F-35 Israel hancur selama serangan rudal Iran itu.
Media berbahasa Ibrani melaporkan, pangkalan udara Nevatim Israel yang terletak di gurun Negev mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Surat kabar Maariv melaporkan pada Kamis (3/10/2024), hanggar pesawat di pangkalan Nevatim dihantam keras oleh rudal Iran selama operasi “Janji Setia 2.”
(Foto : Terungkap lewat satelit, pangkalan militer Israel babak belur dihantam rudal Iran. Planet Labs PBC/AFP )
Citra satelit dari Planet Labs dan dirilis oleh AP pada (4/10/2024) mengonfirmasi laporan tersebut, menunjukkan sedikitnya dua hantaman, termasuk lubang besar di hanggar pesawat dan kawah yang lebih kecil di salah satu landasan pacu.
Akun War Monitor di X dalam unggahannya menunjukan titik-titik lokasi kerusakan di pangkalan udara Nevatim. Setidaknya ada 400 rudal balistik yang menghantam beberapa lokasi di Israel.
Namun semua itu tak diakui Israel. Dilansir The Cradle mengutip Wall Street Journal (WSJ) Rabu (2/10/2024) militer Israel berdalih hanya terjadi kerusakan kecil. Namun, mereka menolak untuk memberikan informasi rinci tingkat kerusakan yang sebenarnya, dengan berdalih mereka “tidak ingin memberikan informasi kepada Iran” tentang seberapa besar kerusakan yang disebabkan oleh serangan tersebut.
Spesifikasi Rudal Hipersonik Fattah 2
( Foto : Fattah, Rudal hipersonik terbaru Iran )
Fattah-2 merupakan generasi lanjutan dari rudal hipersonik Fattah yang pertama kali diperkenalkan Iran pada Juni 2023. Dikutip dari Tasnim News Agency, rudal ini dikembangkan oleh Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran dan dirancang sebagai senjata strategis untuk menembus sistem pertahanan canggih musuh.
Berikut adalah kehebatan rudal hipersonik Fattah 2 milik Iran:
1. Kecepatan Hipersonik (Mach 13–15)
Fattah-2 mampu melesat hingga Mach 13 hingga Mach 15 (sekitar 16.000–18.000 km/jam), menjadikannya sangat sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan udara modern.
Kecepatan ini memungkinkannya menjangkau target dalam waktu yang sangat singkat. Demikian dikutip dari Tasnim News.
2. Manuver Luar Atmosfer (Glide Vehicle)
Fattah-2 dilengkapi dengan glide vehicle hipersonik, yang memungkinkan rudal bermanuver di luar atmosfer dan kembali ke atmosfer menuju target.
Dilansir Fars News Agency, kemampuan manuver ini membuatnya sangat sulit dilacak atau diprediksi lintasannya oleh radar konvensional.
3. Kemampuan Menembus Pertahanan Rudal
Teknologi Fattah-2 dirancang secara khusus untuk menembus sistem pertahanan rudal canggih seperti Iron Dome, David’s Sling (Israel), atau Patriot (AS).
Dilansir Al Mayadeen, Iran mengklaim rudal ini memiliki akurasi tinggi dan lintasan yang tidak bisa diprediksi, meningkatkan efektivitas saat digunakan melawan target penting atau strategis.
4. Propulsi Canggih: Two-Stage Engine
Fattah-2 memiliki sistem propulsi dua tahap, termasuk solid-fuel stage dan glide vehicle berbahan bakar khusus, memungkinkan fleksibilitas dalam jarak dan arah serangan. Demikian dikutip dari IRGC Aerospace Force
Teknologi ini juga membuat waktu peluncuran lebih cepat dibanding rudal berbahan bakar cair.
5. Jangkauan Operasional Luas
Meskipun Iran tidak merinci secara pasti, Fattah-2 diyakini memiliki jangkauan antara 1.400–2.000 km, cukup untuk menghantam target di wilayah Israel, Teluk, atau bahkan pangkalan AS di Timur Tengah.
6. Presisi Tinggi & Target Taktis
Fattah-2 dirancang untuk menghantam target strategis dengan presisi tinggi, seperti fasilitas militer, pangkalan udara, atau pusat komando musuh.
Teknologi pemandu yang terintegrasi dengan navigasi satelit dan sensor internal memungkinkan akurasi dalam hitungan meter.
Rudal ini dikembangkan secara independen oleh Iran melalui kerja sama antara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan industri pertahanan domestik, menunjukkan kemampuan teknologi dalam negeri Iran yang makin maju meski berada di bawah sanksi internasional.
Fattah-2 adalah simbol kemajuan teknologi rudal Iran yang serius, dan dapat mengubah dinamika militer regional. Dengan kecepatan ekstrem, manuver lintas-atmosfer, kemampuan menembus pertahanan canggih, dan akurasi tinggi, rudal ini termasuk dalam kategori senjata strategis yang menantang dominasi militer negara-negara seperti Israel dan AS di kawasan.
Kecanggihan rudal hipersonik Iran tersebut membuat AS dan Israel was-was. Apalagi dalam operasi ‘Janji Sejati 2’ Oktober 2024 lalu, rudal hipersonik Iran sukses menerobos pertahanan udara dan membombardir Israel.
Hal inilah yang jadi salah satu penyebab Israel nekat membombardir situs nuklir Iran. Sebab, jika akhirnya kelak Iran akhirnya memiliki hulu ledak nuklir, tentunya akan sangat sempurna dipasangkan dengan rudal hipersonik.
jika itu terjadi, Iran tentunya bisa menciptakan Mutual Assured Destruction (MAD) dengan para musuhnya itu. Akibatnya, Israel dan AS takkan bisa semena-mena lagi di timur tengah. (Med/ Red )
No comment