Kami Tak Butuh Komentar Kami Masyarakat Melayu Kepri Butuh Solusi yang berkeadilan dan Bermartabat


Oleh : Gerry Yasid SH, MH mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Salam sehat dan hormat untuk seluruh masyarakat kepulauan riau. Saya Gerry Yasid SH, MH mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Kepri tahun 2022 s/d 2023. Saya lahir disebuah perkampungan kecil di Mentigi, Tanjung Uban, Kabupaten Bintan.

Dikesempatan ini, kami menghimbau para pihak untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat mengundang kegaduhan dan saling pemyalahkan kerusuhan relokasi masyarakat Pulau Rempang dan Pulau Galang, kota Batam.masyarakat sudah troama dan letih.

Kami paham betul pernyataan-pernyataan saudara hanya untuk kepentingan ekonomi maupun politik sesaat. Suasana di Rempang Galang Batam tidak lah seberingas dan mencekam sebagaimana pemberitaan pemberitaan di media massa.Kami bangsa yang beradap.

Saudara-saudara kami di Rempang dan Galang adalah bangsa asli melayu. Masyarakat disana terkenal santun, sangat toleran yang sudah turun temurun, beranak pinak tinggal di kepulauan riau berdampingan dengan masyarakat dari suku-suku dan etnis lainnya. Kami hanya ingin hidup tenang dengan penuh kedamaian.

Kami hanya menuntut hak kami sebagai warga negara, kami tidaklagi butuh komentar komentar. Yang kami butuhkan hanya solusi penyelesaian masalah yang berkeadilan dan bermartabat untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kami yang semakin hari semakin sulit.

Sebagai warga negara, kami tidak menolak investasi, kami setuju daerah kami di bangun industri, baik skala nasional maupun internasional. Yang jadi pertanyaan bagi kami ketika kelak industri ini terealisasi apa dampak dan manfaat kebijakan hilirisasi tersebut. “Kami lelah hanya dijadikan penonton”.

Wilayah daratan kami hanya 4 persen dari luas daratan dari semua wilayah dan pulau-pulau di Bintan, Batam, Lingga, Karimun, Natuna hingga Anambas. Hak atas tanah kami sudah banyak di kuasai investor, ditambah lagi adanya hutan lindung, hutan produksi, daerah resapan air dan sebagainya, sehingga kami makin terpinggirkan bahkan termarjinalkan .

Kami bermohon supaya negara hadir untuk menyelesaikan permaslahan ini secara adil dan bermartabat. Kami bukan objek, jadikan kami sebagai subjek dalam setiap konsesi dalam bentuk apapun, sehingga masyarakat kami dapat meningkatkan taraf hidupnya, baik peningkatan ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang disejalankan dengan program prioritas nasional indonesia emas tahun 2045 mendatang.

#Salam NKRI

*WassalamualaikumWarahamatullahiWabarakatu*

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *