JAKARTA, GURINDAM.TV — Santer Presiden Prabowo Subianto bakal melakukan perombakan atau reshuffle kabinet setelah masa Lebaran. Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, publik ingin Prabowo untuk mengganti anggota kabinetnya yang gaduh dan kontra dengan keinginan Presiden.
“Memang sejak bulan puasa banyak sekali muncul isu muncul rumor termasuk pembicaraan soal kemungkinan reshuffle pasca lebaran pasca idul fitri, publik berharap gitu presiden itu mengganti dan mereshuffle para pembantunya yang memang kinerjanya tidak bisa diharapkan, kinerjanya itu menimbulkan kegaduhan, kinejnqy yang kemudian kontra produktif dari keinginan keinginan presiden,” kata Adi saat dihubungi, Kamis (3/4).
Adi mengatakan, salah satu hal menonjol yang disampaikan Presiden beberapa waktu lalu agar orang-orang disekitarnya memperbaiki komunikasi publiknya.
Sebab, kata Adi, banyak sekali kebijakan-kebijakan pro rakyat tidak disampaikan dengan baik sehingga masyarakat menerima hal-hal kontra produktif.
“Sepertinya clue itu juga dilihat sebagai publik bahwa tim tim komunikasi di sekitar Istana bukan tidak mungkin kena evaluasi dalam konteks ini,” ucapnya.
Adi menilai sudah cukup bagi Prabowo dengan waktu 6 bulan melakukan evaluasi terhadap kabinetnya.
“Intinya publik mendukung jika presiden melakukan pergantian dan reshuffle terutama ke mereka yang tidak bisa bekerja, suka bikin blunder, kegaduhan dan sudah tidak sinergis dengan perintah perintah presiden,” sambungnya.
Adi mengatakan, sudah saatnya pembantu Presiden fokus untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi serta pencapaian lain sesuai visi misi saat kampanye Pilpres 2024.
“Jadi mau yang diganti itu misalnya tim ekonomi, tim komunikasi kemudian tim industri dan seterusnya tentu presiden punya ukuran objektif untuk mereshuflle para pembantunya,” pungkasnya.
Kepala PCO Kena Copot?
Sementara, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo menilai isu reshuffle semakin kuat lantaran komunikasi dari Istana dianggap blunder oleh publik.
“isu reshuffle ini semakin kuat dan terutama Pak Prabowo pasti ingin mengganti pejabat pejabat tinggi termasuk menteri atau wakil menteri atau kepala PCO yang dianggap blunder dalam berkomunikasi, kepala PCO nomor satu,” ucapnya.
Menurut Kunto, pejabat yang terkena reshuffle adalah yang tidak terlalu dekat dengan Prabowo dan tak cukup punya political power.
“Masalahnya bukan karena kinerja, kalau kinerja semuanya belum berkinerja orang anggaran aja belum ada, tapi ini lebih pada reaksi negatif dari netizen,” ujarnya.
“atau bahkan ini reaksi dari media massa yang kemudian membuat pemerintahan Pak Prabowo harus menyediakan pemadam kebakaran untuk komunikasi yang compang camping ini,” tukas Kunto ( Med/ Red )
No comment