Tahanan Palestina Zakaria Zubaidi yang Berhasil Kabur dari Penjara Israel Mengunakan Sendok


JAKARTA, GURINDFAM.TV — Salah satu tahanan Palestina yang dibebaskan Israel kemarin adalah Zakaria Zubaidi. Dia dikenal sebagai simbol Intifada Kedua. Zubaidi beberapa kali selamat dari upaya pebunuhan Israel dan dia pernah ditangkap oleh Otoritas Palestina dan juga Israel.

Pada 2021, dia menjadi salah satu dari enam tahanan Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara ketat Israel dengan menggali terowongan di selnya pakai sendok, meski beberapa hari kemudia dia kembali tertangkap.

Orang lain juga bertanya?

Zakaria adalah mantan pemimpin Brigade Al-Aqsa yang tumbuh besar di bawah penjajahan Israel. Dia menyaksikan kamp pengungsian tempatnya tinggal dihancurkan Israel. Dia beberapa kali selamat dari upaya pembunuhan dan pernah ditangkap oleh Otoritas Palestina dan Israel.

Pada waktu Intifada pertama, Zakaria mengikuti kegiatan teater melalui ibunya, Samira Zubaidi, yang bekerja sama dengan aktivis Arna Mer-Khamis. Mereka kemudian mendirikan Tater Batu di lantai atas rumah mereka di kamp pengungsi Jenin.

Zakaria ditangkap Israel pada masa Intifada pertama karena melempar batu dan bom molotov ke pasukan Israel. Setelah dibebaskan karena Perjanjian Oslo pada 2002, ketika Intifida kedua berlangsung sniper Israel menembak mati ibu dan kakaknya.

Zakaria menyaksikan bagaimana rumah keluarganya dan sebagian besar kamp pengungsi dihancurkan oleh tentara Israel.

Setelah selamat dari serangan Israel dan mendapat amnesti pada akhir Intifada Kedua, Zakaria dan Juliano Mer-Khamis mendirikan Teater Kemerdekaan di Jenin untuk mendukung para pemuda Palestina lewat perlawanan budaya, memberikan wadah bagi mereka untuk mengekspresikan diri di hadapan kekerasan penjajah.

Keluarga Zubaidi mengalami berkali-kali kehilangan, delapan anggota keluarga mereka, termasuk kakak Zakaria, Daud, dan putra mereka Muhamad yang berusia 21 tahun, tewas dibunuh militer Israel. Karena dia berada di tahanan, Zakaria tidak bisa menghadiri pemakaman keluarganya.

“Ibuku syahid di Pertempuran Kamp Jenin dan dimakamkan oleh Palang Merah. Kami tidak bisa menjangkau mayatnya karena pertempuran sengit. Kakakku Taha dikubur ketika aku ada di bawah reruntuhan kamp dan rumah yang hancur. Hari ini Daud bergabung dengan mereka, aku tak bisa mengucapkan kata perpisahan atau menyalatkan mereka. Aku tidak tahu bagaimana rasanya, aku tak pernah mengalaminya langsung.

Pada 6 September, 2021, Zakaria adalah salah satu dari tahanan Palestina yang berhasil kabur dari penjara ketat Gilboa dengan menggali terowongan untuk jalan keluar menggunakan sendok.

Setelah dia kembali tertangkap, Zakaria mengalami penyiksaan hebat yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

Sejak peristiwa itu sendok menjadi simbol perlawanan Palestina selain bendera atau kain keffiyeh.

Dilansir New Arab, media sosial menyebarkan foto terowongan yang digali dari bawah wastafel dan sebuah lubang yang ada di luar penjara.

Pengacara salah satu tahanan Palestina yang berhasil kabur, Mahmud Abdullah Ardah, mengatakan kliennya menggunakan sendok, piring, bahkan gagang ketel untuk menggali terowongan dari selnya. Mereka dikatakan menggali terowongan itu selama 10 bulan.

Sebelum dia dibebaskan kemarin, tentara Israel menyerbu rumahnya di kamp pengungsi Jenin, menghancurkan dan menganiaya keluarganya. Mereka memborgol dan menutup mata keluarga Zakaria dan mengancam untuk tidak merayakan kebebasan Zakaria. ( Med/ Red )

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *