TANJUNGPINANG, GURINDAM. TV – Jelang pemilihan kepala daerah ini, ada saja hoax dan framing yang dilempar di media sosial untuk memperkeruh suasana. Khususnya, mendiskreditkan calon tertentu, dalam hal ini H Muhammad Rudi (HMR).
Mengutip dari Ustaz Adi Hidayat (UAH), tukang framing ini tidak hanya terjadi di masa kini, juga di masa lalu, dan berpotensi terjadi di masa depan dengan cara yang berbeda.
“Perangkatnya bisa berubah, media sosial bisa YouTube, Instagram, atau Facebook, tetapi prinsipnya tetap sama,” jelas Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut.
Konten yang kontroversial sering kali dibuat tanpa memperhatikan kebenaran, hanya demi popularitas, keuntungan pribadi, atau pemenuhan hawa nafsu.
UAH mencontohkan, dalam catatan sejarah, Nabi Muhammad SAW, juga pernah menjadi korban framing, usai keluar dari kediamannya menuju masjid. Saat itu si tukang framing melihat rona wajah beliau tampak tidak biasa, lalu disebut bahwa Nabi telah menceraikan istri-istrinya.
Berita palsu ini segera viral, dan menimbulkan keresahan dan fitnah di kalangan umat, sehingga sahabat Nabi, Umar bin Khattab RA, dengan tegas membantahnya.
Peristiwa ini akhirnya diabadikan dalam ayat ke-83 surah An-Nisa, yang memberikan pedoman penting tentang cara menghadapi informasi yang belum terverifikasi.
Menurut UAH, Allah SWT melalui ayat tersebut memberikan panduan penting kepada umat Islam agar tidak serta-merta mempercayai setiap informasi yang diterima.
Sebaliknya, perlu dilakukan verifikasi dengan mengembalikan berita tersebut kepada sumber utama atau otoritas yang memiliki pengetahuan tentang peristiwa itu.
Direktur Quantum Akhyar Institute ini juga mengingatkan, bahwa perilaku semacam ini tidak sesuai dengan ajaran Islam dan dapat menimbulkan dampak negatif baik di dunia maupun di akhirat. ( Aul/ Wyu )
No comment