BATAM, GURINDAM.TV — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutkan dua hal masalah krusial yang menyebabkan kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Kepulauan Riau (Kepri) masih belum mencapai target. Dua masalah besar itu adalah belum rampungnya Visa on Arrival (VoA) dan mahalnya harga tiket kapal feri Batam – Singapura.
Sampai saat ini angka kujungan wisman di Kepri masih berada di sekitar 700 ribu. Padahal, Menparekraf Sandiaga Uno menargetkan 3 juta kunjungan wisman sepanjang 2024. Kepri merupakan penyumbang wisman terbesar ketiga di Indonesia setelah Bali dan Jakarta.
Menurut pengamat pariwisata Kepulauan Riau Siska Mandalia, mahalnya harga tiket feri Singapura-Batam bukan penyebab tidak tecapainya target kunjungan wisman di Kepri
“Turis itu tidak mempersoalkan soal harga, liburan itu untuk menghabiskan duit yang berlebih,” kata Siska, Rabu, 7 Agustus 2024.
Target Pasar
Dosen pariwisata yang sedang menjalankan kuliah doktor di University of Dundee Inggris itu melanjutkan, dalam teori akademisi pariwisa, turis berlibur untuk menunjukkan eksistensi diri. “Eksistensi diri itu puncak dari segalanya, jadi mereka tidak mikirkan uang,” katanya lagi.
Siska mengatakan, target kelas turis menentukan harga tiket kapal feri. Jika target turis Batam adalah wisman kere, wajar mereka meributkan soal mahalnya harga tiket.
“Kalau market bule kere memang sulit dia beli tiket, turis mancanegara tidak memikirkan biaya transportasi yang receh itu, itu (tiket feri Batam-Singapura) tergolong murah,” ujarnya.
Seharusnya, yang menjadi masalah kenapa kunjungan wisman ke Indonesia khususnya Kepri adalah persoalan aksesbilitas, amenitas, dan atraksi. “Jadi masalahnya bukan tiket, sebenarnya apa yang ditawarkan oleh Indonesia untuk turis, apakah ada inovasi, tidak ada, kalau turis itu berwisata mereka melihat tiga A, akses, amenitas seperti hotel dan restoran, atau atraksi seperti event, alam, dan budaya.
Jadi, kata dia, soal harga tiket merupakan masalah kecil. Dia menilai alasan Menparekraf Sandiaga yang menyebutkan wisman berkurang karena harga tiket mahal, itu alasan yang tidak tepat sasaran. “Itu bukan masalah,” ujar dia.
Penyebab Mandeknya Kunjungan Wisman
Menurut Siska, pemerintah harus mendudukan kembali dengan membuat riset ataupun survei terkait penyebab sebenarnya kurang meningkatnya kunjungan wisman. “Kalau ada riset, kita bisa lihat kenapa mereka berkurang datang ke Indonesia, mereka malah lebih ke Thailand, pemerintah tidak bisa mengambil kesimpulan,” katanya.
Siska melanjutkan, setelah ada riset tentu setelah itu baru bisa diambil langkah-langkah. “Tetapi regulasi VoA bisa menjadi penyebab lambatnya peningkatan kunjungan wisman ke Kepri,” katanya. (Pit/Tempo )
No comment