BATAM, GURINDAM.TV — Perang sebagai konflik yang melibatkan manusia dan teknologi canggih ternyata juga melibatkan peran hewan-hewan yang tak terduga. Bukan sekadar sebagai hewan peliharaan, beberapa spesies hewan telah direkrut untuk membantu manusia dalam pertempuran.
Kisah-kisah keberanian mereka di medan tempur, bahkan menyelamatkan ribuan nyawa dan telah mengukuhkan mereka sebagai pahlawan perang sejati. Sejak zaman dahulu, manusia telah memanfaatkan kemampuan alami hewan untuk berbagai keperluan, termasuk dalam peperangan.
Kemampuan mereka dalam membawa beban, mendeteksi bahaya, dan bahkan dalam pertempuran langsung, telah memberikan dampak signifikan dalam berbagai konflik berskala besar.
Cher Ami: Merpati Pembawa Pesan Penyelamat
Cher Ami, seekor merpati pos, menjadi legenda Perang Dunia I. Dalam Pertempuran Hutan Argonne, Prancis, ia berhasil mengirimkan pesan penting yang menyelamatkan 194 tentara Amerika yang terisolasi dari pasukan utama.
Meskipun terluka parah akibat tertembak di dada dan kakinya hampir diamputasi, Cher Ami tetap teguh dan berhasil menyelesaikan misinya. Keberaniannya membuatnya dianugerahi Croix de Guerre, penghargaan militer Prancis yang bergengsi.
Kisah Cher Ami menjadi simbol keberanian dan kesetiaan. Ia membuktikan bahwa bahkan makhluk kecil sekalipun dapat memberikan dampak besar dalam sejarah peperangan. Pengorbanan dan keberaniannya masih dikenang hingga kini sebagai salah satu kisah paling inspiratif dalam sejarah militer.
Sersan Stubby: Anjing Penjaga yang Tangguh
Sersan Stubby, seekor anjing jalanan yang diadopsi oleh tentara Amerika selama Perang Dunia I menjadi salah satu pahlawan perang paling terkenal. Ia menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mendeteksi serangan gas beracun, membangunkan pasukan saat serangan mendadak, dan bahkan menangkap mata-mata musuh.
Kemampuan Stubby dalam mendeteksi bahaya yang melebihi kemampuan manusia, menjadi aset berharga bagi pasukan. Ia mampu memperingatkan pasukan akan bahaya yang akan datang, sehingga memberikan waktu bagi mereka untuk bersiap dan menyelamatkan nyawa.
Voytek: Beruang Kopral yang Mengangkut Amunisi
Voytek, anak beruang cokelat yang diadopsi oleh pasukan Polandia selama Perang Dunia II memiliki kisah yang unik. Ia tumbuh bersama para tentara, minum susu kental manis dari botol vodka, dan bahkan minum bir.
Voytek kemudian ikut berperang di Irak, Palestina, dan Mesir, membantu pasukan dengan membawa amunisi. Kemampuan Voytek dalam membawa amunisi menjadi sangat membantu dalam medan perang. Ia diangkat menjadi Kopral dan gambarnya membawa amunisi diabadikan dalam lencana resmi unitnya.
Kisahnya yang unik dan kontribusinya yang nyata menjadikannya sebagai salah satu hewan pahlawan perang yang paling menarik.
Reckless: Kuda Pembawa Amunisi yang Berani
Reckless, seekor kuda yang bertugas bersama Marinir AS selama Perang Korea dikenal karena keberaniannya membawa amunisi di medan perang yang berbahaya. Ia berhasil membawa lebih dari 9.000 pon amunisi di bawah tembakan musuh dan menyelamatkan banyak nyawa.
Keberanian Reckless dalam menghadapi bahaya di medan perang sangat luar biasa. Ia tak gentar menghadapi tembakan musuh dan terus menjalankan tugasnya dengan setia. Setelah perang, Reckless dipromosikan menjadi Sersan dan menerima berbagai penghargaan.
Sersan Bill: Kambing Penyelamat Berani
Sersan Bill, seekor kambing yang bertugas bersama tentara Kanada selama Perang Dunia I berhasil menyelamatkan setidaknya tiga nyawa. Dia menanduk orang-orang ke dalam parit untuk menghindari bom yang meledak. Ia juga dianugerahi beberapa medali atas jasanya.
Reflek Sersan Bill yang cepat dan tepat telah menyelamatkan nyawa para tentara. Tindakannya yang berani dan tak terduga menunjukkan bagaimana hewan dapat memberikan kontribusi yang tak ternilai di medan perang.
Siwash: Bebek Petarung di Tarawa
Siwash, seekor bebek maskot Batalyon I Resimen Marinir Kesepuluh selama Perang Dunia II memiliki kisah yang unik. Ia bahkan terlibat dalam pertempuran ‘tangan kosong’ (atau sayap-ke-sayap) dengan ayam jantan Jepang di Pertempuran Tarawa.
Meskipun detailnya terbatas, kisah Siwash menunjukkan bagaimana hewan dapat menjadi simbol semangat juang dan kebersamaan di tengah pasukan. Kehadirannya memberikan semangat tambahan bagi para prajurit.
Gajah
Gajah meninggalkan jejak dalam peperangan kuno sebagai makhluk yang mampu menghancurkan formasi pasukan musuh yang padat. Gajah dapat menginjak-injak tentara musuh, menanduk mereka dengan gadingnya, dan bahkan melempar mereka dengan belalainya.
Mereka sering kali dipersenjatai untuk melawan senjata musuh, atau ujung gadingnya ditusuk dengan paku besi. Beberapa bahkan membawa panggung pertempuran yang ditinggikan di punggung mereka untuk pemanah dan pelempar lembing.
Gajah pertama kali digunakan dalam perang di India sekitar abad ke-4 SM, berabad-abad setelah gajah Asia liar pertama kali dijinakkan di sana sekitar tahun 4500 SM. Pada tahun 331 SM, pasukan penyerang Alexander Agung bertemu dengan gajah perang Kekaisaran Persia untuk pertama kalinya dalam Pertempuran Gaugamela. ( Med/ Red )
No comment