Perang melawan Iran, Israel Bangkruk dan Panik Untuk Operasional Militer


JAKARTA, GURINDAM.TV — Pasca perang Iran versus Israel selama 12 hari, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 07.00 pagi waktu setempat.

Trump mengumumkan gencatan senjata pada Senin (23/6) dini hari, beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal di pangkalan udara AS di Qatar sebagai balasan atas serangan AS terhadap situs nuklir Iran, salah satunya Fordow.

Trump menyatakan di platform Truth Social bahwa gencatan senjata bertahap yang berlangsung selama 24 jam akan dimulai sekitar tengah malam waktu Timur Amerika Serikat (AS).

Ia juga menjelaskan bahwa kedua negara diberikan waktu enam jam untuk menyelesaikan misi yang sedang berlangsung sebelum gencatan senjata secara penuh diberlakukan.

Perang yang terjadi selama 12 hari tersebut nyatanya berdampak buruk terhadap kondisi perekonomian kedua negara. Seperti yang terjadi di Israel, mereka telah menggelontorkan dana miliaran dolar untuk menyerang Iran.

Selain itu, perang yang terjadi juga membuat Israel harus memangkas anggaran di bidang lain untuk difokuskan pada sektor militer.

Total Biaya Perang Israel Selama 12 Hari

Perang yang terjadi antara Israel dengan Iran selama 12 hari berdampak buruk pada ekonomi Israel. Laporan dari media setempat, negara zionis itu harus mengeluarkan biaya perang mencapai ratusan juta dolar.

Melansir dari Anadolu, Rabu (25/6) Israel menghabiskan sekitar USD 5 miliar pada minggu pertama serangan terhadap Iran, menurut situs web Financial Express. Sedangkan biaya harian perang mencapai USD 725 juta, terdiri dari USD 593 juta digunakan untuk serangan dan USD 132 juta dialokasikan untuk tindakan defensif dan mobilisasi militer.

Situs The Wall Street Journal melaporkan bahwa biaya harian sistem udara antirudal berkisar antara USD 10 juta hingga USD 200 juta untuk Israel.

Bila ditotal, pengeluaran Israel untuk perang dengan Iran mencapai lebih dari USD 12 miliar jika serangan berlangsung selama sebulan, menurut Aaron Institute for Economic Policy yang berbasis di Israel.

Asisten profesor keuangan di Universitas Amerika Palestina, Naser Abdelkarim menjelaskan bahwa serangan itu tidak hanya secara langsung memengaruhi pengeluaran militer Israel tetapi juga kegiatan produksi negara itu.

Dirinya menyebut secara langsung dan tidak langsung, perang dapat merugikan Israel hingga USD 20 miliar.

Selain itu defisit anggaran Israel diperkirakan akan meningkat sebesar 6% dan bahwa pembayaran kompensasi kepada warga yang terdampak akan semakin memperburuk keuangan publik negara tersebut.

Potong Anggaran Pendidikan-Kesehatan untuk Perang

Akibat perang, ada lebih dari 10.000 orang mengungsi dari rumah pada minggu pertama dan sebanyak 36.465 orang mengajukan kompensasi, menurut Otoritas Pajak Israel.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah Israel sedang mempertimbangkan memangkas belanja publik untuk kesehatan dan pendidikan, menaikkan pajak, atau menggunakan pinjaman.

Kementerian Keuangan Israel telah mengalokasikan USD 857 juta untuk ditransfer ke Kementerian Pertahanan, dan mengajukan potongan USD 200 juta dari kementerian kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial.

Keuangan negara habis karena seluruhnya diberikan kepada anggaran militer guna menutupi biaya personel menurut Surat kabar keuangan Israel Globes.

Militer Iran Siap Membela Negara Hingga Titik Darah Penghabisan

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menanggapi pernyataan Trump tentang gencatan senjata. Ia menegaskan Iran tidak berniat melanjutkan perang jika Israel menghentikan serangan ilegalnya terhadap rakyat Iran.

Araghchi mengucapkan rasa terima kasihnya kepada militer Iran atas nama seluruh rakyat Iran.

“Angkatan Bersenjata kita yang pemberani, yang tetap siap membela negara kita tercinta hingga titik darah penghabisan, dan yang menanggapi setiap serangan musuh hingga menit terakhir,” ujar dia dalam cuitan di X, seperti dikutip Almayadeen, Selasa (24/6).

Meski gencatan senjata telah digaungkan, Iran sebenarnya sempat melancarkan sejumlah serangan balasan pada Senin (23/6) malam. Serangan itu dikabarkan menghantam daerah Beer al-Saba, Israel.

Gelombang serangan pertama memicu bunyi sirine di seluruh permukiman dan wilayah pendudukan di utara dan gurun al-Naqab. Menurut media Israel, tidak ada serangan langsung yang tercatat dalam serangan awal ini.

(Med/Red )

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *